July 1, 2012 at 10:36pm
Sekarang
awan dan angin telah berbaikan. Bukan sok tahu, tapi Ombak tahu saja.
Jika ada masalah lagi tentu awan akan bercerita. Biasanya kan begitu.
Eh, rupanya awan datang lagi sore ini. .. dengan wajah sumringah. Wah,
sepertinya kabar baik. Hm.. ombak pun berlari-lari kecil menyambut awan.
“Ombak, ternyata angin memang tulus mencintaiku”
“Ah, kau ini ge er saja. Kata siapa?”
“Kata hujan. Dia menyampaikannya pada hujan!”
“Wahai awan, berita memang cepat tersebar dari mulut ke mulut, lalu kelak akan tersibak ketidakbenarannya ketika diusut”
“Aku mendengarnya bersenandung diam-diam”
“Senandung cinta bukanlah cinta”
“ Dia menyelamatkanku dari serangan petir”
“dia kan memang selalu menyelamatkan siapa saja. Waktu itu hujan jatuh di jurang, angin juga menyelamatkannya.”
“ Dia selalu menghampiriku terlebih dahulu jika pulang dari mana saja. Dan dia selalu mengatakan kalau dia suka berada didekatku. “
“ Dia juga mengatakan kalau dia suka berada didekatku. “
“Dia memuji keindahanku. Dia selalu tersenyum memandangku. “
“Ha ha ha. Bukankah kita sama-sama tahu bahwa angin memang perayu?”
“ Ah, kau ini..”
“hia ha3. sudahlah. Lalu, apakah kau juga mencintai angin?”
“Tidak.”
“ Loh, kok tidak?”
“Dia selalu berubah-ubah. Kadang dia sepoi, kadang puting beliung atau tornado. Bisa jadi hari ini dia cinta, nanti siapa tahu. Lagipula, aku masih ingin berkelana. Untuk apa membuang-buang waktu dengan menambatkan cinta pada satu hati. Sedangkan aku sendiri belum tahu yang terbaik untukku. Siapa tahu suatu saat keadaan berubah, petir menjadi baik hati dan angin malah balik menyerangku.“
“ hm.. Awan, kau dan angin sama saja!”
“ Eh?”
“Ombak, ternyata angin memang tulus mencintaiku”
“Ah, kau ini ge er saja. Kata siapa?”
“Kata hujan. Dia menyampaikannya pada hujan!”
“Wahai awan, berita memang cepat tersebar dari mulut ke mulut, lalu kelak akan tersibak ketidakbenarannya ketika diusut”
“Aku mendengarnya bersenandung diam-diam”
“Senandung cinta bukanlah cinta”
“ Dia menyelamatkanku dari serangan petir”
“dia kan memang selalu menyelamatkan siapa saja. Waktu itu hujan jatuh di jurang, angin juga menyelamatkannya.”
“ Dia selalu menghampiriku terlebih dahulu jika pulang dari mana saja. Dan dia selalu mengatakan kalau dia suka berada didekatku. “
“ Dia juga mengatakan kalau dia suka berada didekatku. “
“Dia memuji keindahanku. Dia selalu tersenyum memandangku. “
“Ha ha ha. Bukankah kita sama-sama tahu bahwa angin memang perayu?”
“ Ah, kau ini..”
“hia ha3. sudahlah. Lalu, apakah kau juga mencintai angin?”
“Tidak.”
“ Loh, kok tidak?”
“Dia selalu berubah-ubah. Kadang dia sepoi, kadang puting beliung atau tornado. Bisa jadi hari ini dia cinta, nanti siapa tahu. Lagipula, aku masih ingin berkelana. Untuk apa membuang-buang waktu dengan menambatkan cinta pada satu hati. Sedangkan aku sendiri belum tahu yang terbaik untukku. Siapa tahu suatu saat keadaan berubah, petir menjadi baik hati dan angin malah balik menyerangku.“
“ hm.. Awan, kau dan angin sama saja!”
“ Eh?”
0 komentar: