Seumpama Koin yang Menutupi Keindahan Rembulan

Matahari mulai turun perlahan seiring senja yang menyemburat di kejauhan. Kita berbincang menunggu detik-detik pergantian siang malam. Seperti biasanya bila kau pulang sebelum Maghrib menjelang.
"Ah, mengapa ya dunia itu kelihatan indah dimata? Padahal kita tahu akhiratlah yang abadi." Kataku sambil bersandar dibahumu. Kau diam saja menikmati tarikan nafas perlahan.
Aku menengadah dan melihat kau tersenyum. Lalu menatapku lamat-lamat.
"Karena dunia ada didepan mata, Sayang. Sementara akhirat itu jauuuuh sekali." Diluar, rintik sedang mengecupi bumi. Iramanya berpadu dengan desau pepohonan menari dihalaman. "Seumpama koin yang menutupi keindahan rembulan." Katamu sembari memejamkan mata. Entah karena lelah, atau sama sepertiku. Asyik menyimak nyanyian alam yang syahdu.

"Padahal kita tahu, koin lebih kecil daripada rembulan. Tetapi begitu koin kita letakkan didepan mata, maka rembulan pun tak lagi kelihatan." Kau asyik dalam imajinasimu sendiri, membuat lingkaran dengan telunjuk dan ibu jari lalu menggerakkan tangan seolah-olah sedang menjauhkannya dari mata. "Maka koin itu harus tetap di genggaman, Sayang. Agar kita bisa selalu menatap keindahan rembulan."

Aku tercenung. Tentang dunia ini, sebenarnya sudah sering kita membahasnya. Tetapi entah mengapa kadang hati tetap saja lalai dan larut didalam kesibukannya.

Aku pun pernah mendengar petuah bijak Ibn Qayyim al Jauzi, “Dunia ini ibarat bayangan, kejar dia dan engkau tak akan dapat menangkapnya. Balikkan badanmu darinya, dan dia tak punya pilihan lain kecuali mengikutimu.”

Kita tahu kelak dunia akan ditinggalkan, namun mengapa larut dalam semunya kesenangan?
Kita tahu kelak dikubur sendirian, namun mengapa amalan kita abaikan?
Kita tahu kelak akan mati, namun mengapa dendam dengki masih bersemayam dihati?

Kita sama-sama telah tahu, namun mengapa kadang masih tertipu?

"Yuk, Shalat Maghrib."

Sekarang gantian aku yang menatapmu lamat-lamat. Ah, kau. Tahukah kau apa yang menggelisahkan hatiku? Aku khawatir kecintaanku padamu melebihi cintaku padaNya. Bila itu terjadi, maka kau lah koin yang menutupi keindahan rembulan. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdlHylNZg97P2unf1ahvHJsip-O0UT3AHjVhayf9Jo41FvdJQBxNIlfQ8SqQLrFkiWjqpW-tao974ZmcCJLsK0hESA2AfF47XQ-Vv5Fg3JRGRRnEv44gJKplgsql9LqkY1BR7TSl2qCUk/s1600/pasangan-hidup.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdlHylNZg97P2unf1ahvHJsip-O0UT3AHjVhayf9Jo41FvdJQBxNIlfQ8SqQLrFkiWjqpW-tao974ZmcCJLsK0hESA2AfF47XQ-Vv5Fg3JRGRRnEv44gJKplgsql9LqkY1BR7TSl2qCUk/s1600/pasangan-hidup.jpg
Sentul Alaya kala senja
August 2016

0 komentar: