Little Reminder to My Bro and Sisters

PESAN UNTUK ADIK-ADIK SAYA YANG MAU KULIAH 
(Selain Adik Saya Boleh Baca)

Sebelumnya SELAMAT DATANG DI MINIATUR NEGARA untuk ketiga adik saya yang akan memasuki jenjang persekolahan selanjutnya: Ahmad Intan Suwandi di ISI Padang Panjang, Clarissa Ruby Fortuna di ITB, dan Atin di Unand. Mungkin ada saja yang akan nanya: loh, kok mereka bisa barengan? Itu pertanyaan tidak penting. Sama tidak pentingnya menanyakan mengapa Atan tak lulus SBMPTN sampai 2 kali trial and error padahal dia juara. Yang penting setelah 2 tahun ini merambah belantara Jabodetabek, si Atan sudah nyadar bahwa "Hidup itu keras, kawan, dan kita kalah keras." Yang penting juga bahwa adik-adik saya akan kuliah dijurusan yang mereka inginkan, tanpa propaganda dan rekayasa pihak manapun. (Sori, jadi agak melantur).

Selayaknya seorang kakak, saya senang dicurhati adik, ditanyai adik seolah-olah saya tau segala hal dan mampu mengatasi semua masalah tanpa masalah (yekhh, iklan!). Maka beberapa hal tentang perkuliahan berikut ini saya harap bisa membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan baru. Maklum, mereka kan masih lugu. Masih bisa ditipu-tipu. Beda sama saya yang kadang suka menipu diri sendiri. ‪#‎bhuawahahahadduh‬, jangan dicontoh!

Mengapa saya post disini? Mengapa tidak japri adiknya langsung? Ini dikarenakan saya sedang berniat baik. Biar orang-orang tahu bahwa saya ini sangat perhatian pada adik-adik saya. Saya sebenarnya resah dan gelisah bila mereka tak lagi berkirim kabar. Pikiran saya jadi aneh-aneh. Jangan-jangan sudah ada pula yang lebih perhatian pada adik-adik saya itu melebihi saya, misalkan dengan sering mengirim SMS: "hai, dah mam blom?"
Jadi, Dik ... (Mohon simak baik-baik. Akak kalian yang ngomong ini seorang Kandidat Doktor lho ‪#‎kedipmata‬)

Pertama: APAPUN YANG KALIAN LAKUKAN, KALIAN HARUS TENANG. Jika tak tenang, ambil wudhu', shalat dan baca Qur'an lalu pikirkan lagi: "ini saya lagi ngapain?" Nah, segitu saja. Tak usah mikir yang berat-berat. Adakalanya otak itu harus pasrah dan tunduk, bahwa ia tak lebih hebat dari penciptaNya. Tenang itu bukan berarti harus selalu tertawa dan pura-pura tampak bahagia. Tapi tenang berarti selalu mampu melibatkan Allah dalam semua kerja. Begitu juga bila ingin membuat tugas. Ambil wudhu', shalat dan baca Qur'an. Nurani fitrahnya suci. Bila ditimbun dosa dan menghitam, apapun yang dikerjakan entah mengapa malah bikin sesak dada. Iman dan Ilmu itu selalu berkaitan. Kalau kata Buya Hamka; "Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri."

Kedua: DENGAN SIAPAPUN BERTEMAN, JADILAH IKAN. Maksudnya, TETAP TAWAR SEKALIPUN DI LAUTAN ASIN. Jangan bercermin di air keruh. Bukan berarti kalian harus berteman dengan orang yang itu-itu saja, kelompok itu-itu saja. Itu namanya membatasi diri. Tentang ini Akak anggap kalian sudah cukup mengerti. Soalnya Akak lihat kalian punya banyak teman. Mudah-mudahan bukan teman berhaha-hihi saja. Ngumpul-ngumpul disini, tapi di akhirat saling memaki.

Ketiga: PINTAR TAK ADA GUNA, BILA TAK BERMANFAAT UNTUK SESAMA. Ingat ini, pintar dan egois itu beda tipis. Apa yang Akak sampaikan ini telah pernah pula disampaikan bang Fauzan Fadri (perkataan yang membuat Akak "mainok-inok" sampai sekarang): "Kalau kita masih merasa cukup dan puas saja dengan masa depan anak kandung sendiri, atau keluarga sendiri saja, rasanya kita belum cukup untuk menjadi manusia bagus. Rima, bg sedih sekali melihat banyaknya orang-orang terdidik, intelektual, berpekerjaan bagus, mapan, tapi mereka hanya sebatas puas dengan dirinya sendiri saja. Mereka itu orang-orang yang tercerabut dari hati nuraninya sendiri sebagai manusia." silakan catat itu. Itu Akak kutip tanpa pengubahan seperlunya. Maka, adik-adikku tercinta, jangan jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah-pulang) saja. Aktif lah dalam segala aktifitas yang memberi kemanfaatan bagi orang banyak. Sekecil apapun itu. Kita ini dihadirkan di dunia bukan hanya untuk memikirkan diri sendiri. Seperti yang Akak bilang tadi, kampus itu miniatur negara. Jumlah orangnya tak lagi sekadar ratusan seperti jumlah kalian di SMA. Beragam gaya bahasa, bervariasi cara berpikir, banyak organisasi, banyak hal yang bisa dilakukan. Maka janganlah terkungkung dalam sempitnya tempurung.

Terakhir, JANGAN KEHILANGAN SELERA HUMOR. Orang-orang baper lebay alias mudah tersinggung biasanya karena selera humor yang mulai menghilang. Sehingga semua nasehat, masukan, kritik, maupun sekadar kata-kata pengingat, dianggap sebagai "serangan". Adakalanya kita pun harus menertawakan diri sendiri. Atas keseriusan kita yang tidak pada tempatnya. Atas kebodohan-kebodohan yang kita lakukan. Asal jangan menertawakan kegagalan orang lain, kasihan lah dia. Sudah jatuh, tertimpa tangga, menginjak tahi ayam pula.
Dunia ini hanya kesenangan yang menipu. Why so serius? Seriuslah untuk perkara-perkara yang membawa kebaikan, kemaslahatan. Fokus pada perkara ukhrawi, meski dengan tidak melupakan bagian kita di dunia juga. Yang sedang-sedang saja lah. Untuk duniawi yang hanya kita singgahi sekejap mata ini, jangan sampai frustrasi pula kita. Allah itu mencukupi segala kebutuhan kita, tapi memang, Dia tidak mencukupi gaya hidup. Sekali lagi. BIAYA HIDUP ITU TIDAK SEBERAPA. BIAYA GAYA HIDUP, ITU YANG MAHAL. Jadi, jangan banyak gaya. Baru S1 saja sudah banyak gaya, apalagi nanti kalau sudah S3. ‪#‎self‬ reminder

Segitu dulu ya. Nanti kalian bosan. Maaf, hari ini Akak jadi nyiyir. Soalnya kata seseorang nyiyir itu tanda sayang.

JUMU'AH MUBARAKAH!
‪#‎cipika‬ cipiki dari jauh

0 komentar: