November 23, 2012 at 5:00pm
Preambul:
Lalu beginilah hasil karya ilmiah tersebut:
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang:
Identifikasi Masalah: apa dampak positif dan negatif tingginya intensitas petir di Bogor?
Tujuan Penelitian: Untuk memenuh-menuhi note dan mencoba-coba membuka wawasan
BAB II
Pembahasan
Sebagai Kota Hujan, wajar saja sebenarnya jika petir dan gemuruh di Kota ini begitu dahsyat. Meski manusia mencoba sekuat tenaga menangkal petir, yang namanya petir ya tetap akan tetap jaya hingga hari kiamat. Begitulah ilmu manusia, sungguh sangat terbatas sekali dan kadang tidak bisa dipercaya (Eng..?).
Sebenarnya, hebatnya petir dan gemuruh di Kota ini tentu tak terlepas dari kehendak Yang Maha Kuasa. Dibalik segala penciptaan otomatis ada hikmah yang bisa diambil. Walaupun belakangan ini petir banyak meresahkan masyarakat karena sambarannya yang "WOW!" dan bunyinya yang "WUIHH!", tetap toh ada yang hilang rasanya jika telinga tak pernah mendengar bebunyian "Duarr! Duarr!" itu.
Terdapat beberapa diskursus tentang kehebatan petir dan gemuruh yang telah diteliti keshahihannya dalam penelitian kali ini.
2. Petir dan Gemuruh Menimbulkan Keberanian
Jika tiap hari anda telah biasa dengan hujan yang terus-menerus turun membasahi bumi dan petir berdentum-dentum, apa yang berubah dari diri anda? Tidak ada? (Ah, masa'?) Tiba-tiba saja orang mampu melakukan apa yang bisanya tak pernah mereka lakukan. Lari kencang dengan jarak 1km dan kecepatan 100 km/jam, misalnya. Disini Petir mampu mencetak pelari-pelari gesit secara instan.
3. Petir dan Gemuruh Melahirkan Zikir yang Berkesinambungan
Maklumlah, menjadi masyarakat di salah satu kota besar dan pusat perindustrian, membuat orang-orang menjadi benar-benar sibuk, pura-pura sibuk, dan sok sibuk. Disini Subuh saja dimulai pada pukul setengah lima kurang (Kan berbeda sekali dengan kota kecil seperti Padang yang Subuhnya dimulai pukul 5 pagi), sehingga orang-orang benar-benar hidup dalam keadaan tergesa-gesa. Pagi-pagi harus berangkat stasiun kereta untuk pergi kerja ke Jakarta setidaknya pukul 6 dari rumah. Jika tidak, maka anda akan terjebak macet, atau terserempet. Angkot pun harus beroperasi selama 24 jam karena tentunya banyak yang lembur di perusahaan dan saking padatnya umat. Kemudian, kesibukan yang terus menerus ini kadang menyebabkan sebagian orang lupa makan, mandi, sholat, apalagi dzikir.
Rutinitas yang demikian benar-benar menjemukan dan tidak ada bumbunya, bukan? Makanya lalu "diadakan" lah petir oleh Allah. Ketika orang-orang sedang berdesakan menunggu kereta, atau ketika mereka sedang asyik transaksi jual beli, atau ketika mereka sedang serius belajar memeras otak, atau ketika mereka sedang berdemo di kantor pemerintah, atau ketika polisi menilang pengendara motor, atau ketika sedang asyik berpacaran dibawah pohon rindang, tiba-tiba;
DUARRRRRRR!!!!
"Astaghfirullah…. "
"Laa ilaa ha illallaah!!"
"Allaahu Akbar!!"
"Subhanallaah!!"
"Laa haula wa laa quwwata illa billaah"
Begitulah. Kalimat dzikir pun berdengung. Indah sekali bukan?
PENUTUP
Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya. (1)
Catatan kaki:
(1): QS. Ar Ra'ad: 12-13
Kawanku berkata, "kenapa belakangan ini dirimu tidak lagi menulis sebuah tulisan ilmiah, kawan? Padahal dulu kan kau kukenal sebagai juarawati karya tulis ilmiah dan…"Aku langsung menutup menutup mulutnya.
"PPsttt! jangan bilang2 dong, .. Tuu kan, semua jadi pada ngeliat! Yasudah. Demi persahabatan kita, kupenuhi permintaanmu"
Lalu beginilah hasil karya ilmiah tersebut:
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang:
Bogor merupakan kota dengan petir terdahsyat di Asia Tenggara. Republika Online (November 2011)mencatat bahwa bahkan dalam sehari, kuantitas Petir di Bogor bisa mancapai 20.107 kali. Apalagi di musim pancaroba seperti sekarang ini, petir benar-benar berdampak negatif dan meresahkan masyarakat karena belakangan ini begitu seringnya orang-orang tewas ditembak petir.
Identifikasi Masalah: apa dampak positif dan negatif tingginya intensitas petir di Bogor?
Tujuan Penelitian: Untuk memenuh-menuhi note dan mencoba-coba membuka wawasan
BAB II
Pembahasan
Sebagai Kota Hujan, wajar saja sebenarnya jika petir dan gemuruh di Kota ini begitu dahsyat. Meski manusia mencoba sekuat tenaga menangkal petir, yang namanya petir ya tetap akan tetap jaya hingga hari kiamat. Begitulah ilmu manusia, sungguh sangat terbatas sekali dan kadang tidak bisa dipercaya (Eng..?).
Sebenarnya, hebatnya petir dan gemuruh di Kota ini tentu tak terlepas dari kehendak Yang Maha Kuasa. Dibalik segala penciptaan otomatis ada hikmah yang bisa diambil. Walaupun belakangan ini petir banyak meresahkan masyarakat karena sambarannya yang "WOW!" dan bunyinya yang "WUIHH!", tetap toh ada yang hilang rasanya jika telinga tak pernah mendengar bebunyian "Duarr! Duarr!" itu.
Terdapat beberapa diskursus tentang kehebatan petir dan gemuruh yang telah diteliti keshahihannya dalam penelitian kali ini.
- Petir dan Gemuruh Meningkatkan Solidaritas dan Ukhuwah
2. Petir dan Gemuruh Menimbulkan Keberanian
Jika tiap hari anda telah biasa dengan hujan yang terus-menerus turun membasahi bumi dan petir berdentum-dentum, apa yang berubah dari diri anda? Tidak ada? (Ah, masa'?) Tiba-tiba saja orang mampu melakukan apa yang bisanya tak pernah mereka lakukan. Lari kencang dengan jarak 1km dan kecepatan 100 km/jam, misalnya. Disini Petir mampu mencetak pelari-pelari gesit secara instan.
3. Petir dan Gemuruh Melahirkan Zikir yang Berkesinambungan
Maklumlah, menjadi masyarakat di salah satu kota besar dan pusat perindustrian, membuat orang-orang menjadi benar-benar sibuk, pura-pura sibuk, dan sok sibuk. Disini Subuh saja dimulai pada pukul setengah lima kurang (Kan berbeda sekali dengan kota kecil seperti Padang yang Subuhnya dimulai pukul 5 pagi), sehingga orang-orang benar-benar hidup dalam keadaan tergesa-gesa. Pagi-pagi harus berangkat stasiun kereta untuk pergi kerja ke Jakarta setidaknya pukul 6 dari rumah. Jika tidak, maka anda akan terjebak macet, atau terserempet. Angkot pun harus beroperasi selama 24 jam karena tentunya banyak yang lembur di perusahaan dan saking padatnya umat. Kemudian, kesibukan yang terus menerus ini kadang menyebabkan sebagian orang lupa makan, mandi, sholat, apalagi dzikir.
Rutinitas yang demikian benar-benar menjemukan dan tidak ada bumbunya, bukan? Makanya lalu "diadakan" lah petir oleh Allah. Ketika orang-orang sedang berdesakan menunggu kereta, atau ketika mereka sedang asyik transaksi jual beli, atau ketika mereka sedang serius belajar memeras otak, atau ketika mereka sedang berdemo di kantor pemerintah, atau ketika polisi menilang pengendara motor, atau ketika sedang asyik berpacaran dibawah pohon rindang, tiba-tiba;
DUARRRRRRR!!!!
"Astaghfirullah…. "
"Laa ilaa ha illallaah!!"
"Allaahu Akbar!!"
"Subhanallaah!!"
"Laa haula wa laa quwwata illa billaah"
Begitulah. Kalimat dzikir pun berdengung. Indah sekali bukan?
PENUTUP
Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya. (1)
Catatan kaki:
(1): QS. Ar Ra'ad: 12-13
0 komentar: