March 6, 2012 at 11:17pm
*Ini bukan KISAH NYATA! ^_*::Menyepi tanpa pernah keluar ke keramaian adalah omong kosong. Sebagaimana terlalu tenggelam dalam keramaian tanpa pernah menyepi adalah hampa:: (Sultan Hadi)
Rutinitas sebagai mahasiswa Tahun Akhir ternyata memang luarrrr biasa.. satu hal yang sepertinya niscaya ialah adanya masa-masa sibuk berkepanjangan. Entah sibuk dengan proposal, penelitian, bab 1, bab 2, bab 3 dan revisi berulang kali. Atau sibuk menata diri sendiri, menata hati, memancang strategi. Satu hal yang Daku digarisbawahi, ditengah-tengah semua itu perlu ada masa-masa menyepi dan menyendiri. Karena ketika lelah, kita butuh tuma’ninah. Hm.. Begitukah?
Sedikit berbagi kisah, rasanya semenjak menginjak semester akhir, Daku pun sering ‘sibuk sendiri’. Siang-siang jalan sendiri ke perpustakaan, sore-sore kalau ada rapat pergi rapat (tapi seringnya dempet dengan ‘amanah yang lain’ sehingga seringnya malah tak bisa ikut), malam-malam mengurung diri di kamar. Kalaupun bertemu dengan sanak saudara, hanya sekedar sapa sebentar dan bicara ala kadar. (tak seperti dulu, tiap jalan di fakultas pasti singgah sana-singgah sini minimal sekitaran 7 menit. Sampai-sampai ada teman yang kesal setengah mati karna perjalanan jadi tak lanjut-lanjut.. hihi..maaf yaah!:). Naasnya, meski bekegiatan pun pikiran masih sibuk sendiri. Merasa “langang di nan rami”. . .
Belakangan terjadi hal-hal yang mengesankan. Biasanya, sehabis makan malam kita para penghuni wisma selalu bercengkrama. Karena hanya di malam hari waktu yang panjang untuk saling berdiskusi, berbagi (martabak atau mie;), atau hanya sekedar bercerita pelepas lelah melaporkan kejadian-kejadian siang tadi. Pasalnya siang-siang di wisma jarang ada orang.
Namun, Daku benar-benar seperti tak lagi punya waktu (sepertinya waktu berlari kencang sekali). Kejadiannya, ketika seperti biasa sehabis makan penghuni yang lain-lain asyik berbincang-bincang , daku merasa perlu segera melarikan diri. Meski rasanya tak mengenakkan juga, telinga masih saja menangkap suara sodari-sodari yang sedang ber-OVJ ria. Hahaha, ada-ada saja!
Satu sms masuk. Daku biarkan. Karena di layar depan tulisan masih nanggung. Beberapa menit baru teringat lagi.
“Assalamu’alaikum, ukhti. Lagi sibuk kah? Ana bisa nelfon?”
Hufftt.. ini deadline nya 2 hari lagi… aduuh,, nanti saja. Ternyata nanti-nantinya Daku terlupa.
Beberapa sms lagi masuk. Perihal “Ukhtiii…Kakaak, kegiatan-ini-terkendala-itu-dan-ini-harus-segera-ditindaklanjuti-lalu-segera-kesitu-dan-prioritaskan-ini apalagi-itu juga-bermasalah-dan lalu-ini-bagaimana”? Dan seterusnya. Aaaaaaaaarrgghhh!
Jadi teringat masa-masa masih menjadi junior. Masa-masa tahun 1, 2. Masalahnya banyak juga sih, tapi setidaknya ada tempat mengadu. (Meski berhubung daku paling tak bisa mengadu secara verbal, daku mengadu diam-diam). Ketika lagi down-nya amalan yaumi, ada kakak yang begitu bersemangat me-muraja’ah hafalannya tiap malam (eh,tetap ada pengecualian^_^), daku pun mencontoh. Ketika down dalam menulis, ada kakak yang langsung menantang untuk menghasilkan note sekian dalam waktu sekian (waktu itu kalau tak salah malah berlomba juga menghasilkan puisi A-Z dalam satu bait. Hoho, hasilnya agak kacau. Karena kosakata X Y Z sangat susah. Oh ya! *jadi teringat ending-nya: Xenophobia Yang Zoom:). Ada juga kakak yang selalu bersemangat, menggebu-gebu, pintar beretorika (ini lawan ‘berdialektika’ sepanjang malam). Ada lagi kakak yang begitu perhatian, menyapu dan mencucikan piring meski bukan dia yang piket. Ada juga yang dengan kelembutannya berkata tapi menerbitkan sentilan-sentilan halus di dalam hati. Yang dermawan, solusi setiap ada kekurangan bahan pangan (uups!). Apalagi seorang kakak yang keras kepalanya sama dengan Daku, enak dan nyambung diajak bicara (loh kok? Hehee.. ). Meski tak dapat dipungkiri di dalam wisma itu slalu ada senior yang kekanak-kanakan dan junior yang kegadang-gadangan. (*pssstttt.. Daku bukan dua-duanya…hahaaay)
Itulah. Baru saja Daku ingin “menyibukkan diri”, bersepi, yang timbul malah resah. Meski menyibukkan diri dengan buku-buku, kok rasanya ada yang kurang. Ketika Daku mencoba mengurung diri di kamar, kepala-kepala sodari nongol bergantian.
“Kak… semangat, Kak!”
“Kak *aa… ana sayaaaaaang kak M*!” (^_^")
“Kakaaaaak…Miss yuuuuu..”
Daku hanya bisa tersenyum. Adek-adek yang lucuu. Kyuhuhuhu! *Maaf yah, do’akan suatu saat Daku bisa romantis supaya bisa membalasnya dengan tak sekedar senyuman. #heggghhh(^^,)
BTW, setelah dipikir-pikir, apa iya daku sudah begitu ‘larut’ dalam kesendirian, sampai-sampai salah seorang adik malam itu mengatakan “Kakak cuek?”
*Aih aih.. padahal sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat pada orang lain..(T_T)
Ahh,,, tak terasa sudah menjadi Mahasiswa tahun akhir saja (semoga ini benar-benar “Tahun Akhir” dan berakhir di tahun ini untuk periode ini! *sungguh dilemma..hoho
March 6, 2012 at 11:17pm
*Ini bukan KISAH NYATA! ^_*::Menyepi tanpa pernah keluar ke keramaian adalah omong kosong. Sebagaimana terlalu tenggelam dalam keramaian tanpa pernah menyepi adalah hampa:: (Sultan Hadi)
Rutinitas sebagai mahasiswa Tahun Akhir ternyata memang luarrrr biasa.. satu hal yang sepertinya niscaya ialah adanya masa-masa sibuk berkepanjangan. Entah sibuk dengan proposal, penelitian, bab 1, bab 2, bab 3 dan revisi berulang kali. Atau sibuk menata diri sendiri, menata hati, memancang strategi. Satu hal yang Daku digarisbawahi, ditengah-tengah semua itu perlu ada masa-masa menyepi dan menyendiri. Karena ketika lelah, kita butuh tuma’ninah. Hm.. Begitukah?
Sedikit berbagi kisah, rasanya semenjak menginjak semester akhir, Daku pun sering ‘sibuk sendiri’. Siang-siang jalan sendiri ke perpustakaan, sore-sore kalau ada rapat pergi rapat (tapi seringnya dempet dengan ‘amanah yang lain’ sehingga seringnya malah tak bisa ikut), malam-malam mengurung diri di kamar. Kalaupun bertemu dengan sanak saudara, hanya sekedar sapa sebentar dan bicara ala kadar. (tak seperti dulu, tiap jalan di fakultas pasti singgah sana-singgah sini minimal sekitaran 7 menit. Sampai-sampai ada teman yang kesal setengah mati karna perjalanan jadi tak lanjut-lanjut.. hihi..maaf yaah!:). Naasnya, meski bekegiatan pun pikiran masih sibuk sendiri. Merasa “langang di nan rami”. . .
Belakangan terjadi hal-hal yang mengesankan. Biasanya, sehabis makan malam kita para penghuni wisma selalu bercengkrama. Karena hanya di malam hari waktu yang panjang untuk saling berdiskusi, berbagi (martabak atau mie;), atau hanya sekedar bercerita pelepas lelah melaporkan kejadian-kejadian siang tadi. Pasalnya siang-siang di wisma jarang ada orang.
Namun, Daku benar-benar seperti tak lagi punya waktu (sepertinya waktu berlari kencang sekali). Kejadiannya, ketika seperti biasa sehabis makan penghuni yang lain-lain asyik berbincang-bincang , daku merasa perlu segera melarikan diri. Meski rasanya tak mengenakkan juga, telinga masih saja menangkap suara sodari-sodari yang sedang ber-OVJ ria. Hahaha, ada-ada saja!
Satu sms masuk. Daku biarkan. Karena di layar depan tulisan masih nanggung. Beberapa menit baru teringat lagi.
“Assalamu’alaikum, ukhti. Lagi sibuk kah? Ana bisa nelfon?”
Hufftt.. ini deadline nya 2 hari lagi… aduuh,, nanti saja. Ternyata nanti-nantinya Daku terlupa.
Beberapa sms lagi masuk. Perihal “Ukhtiii…Kakaak, kegiatan-ini-terkendala-itu-dan-ini-harus-segera-ditindaklanjuti-lalu-segera-kesitu-dan-prioritaskan-ini apalagi-itu juga-bermasalah-dan lalu-ini-bagaimana”? Dan seterusnya. Aaaaaaaaarrgghhh!
Jadi teringat masa-masa masih menjadi junior. Masa-masa tahun 1, 2. Masalahnya banyak juga sih, tapi setidaknya ada tempat mengadu. (Meski berhubung daku paling tak bisa mengadu secara verbal, daku mengadu diam-diam). Ketika lagi down-nya amalan yaumi, ada kakak yang begitu bersemangat me-muraja’ah hafalannya tiap malam (eh,tetap ada pengecualian^_^), daku pun mencontoh. Ketika down dalam menulis, ada kakak yang langsung menantang untuk menghasilkan note sekian dalam waktu sekian (waktu itu kalau tak salah malah berlomba juga menghasilkan puisi A-Z dalam satu bait. Hoho, hasilnya agak kacau. Karena kosakata X Y Z sangat susah. Oh ya! *jadi teringat ending-nya: Xenophobia Yang Zoom:). Ada juga kakak yang selalu bersemangat, menggebu-gebu, pintar beretorika (ini lawan ‘berdialektika’ sepanjang malam). Ada lagi kakak yang begitu perhatian, menyapu dan mencucikan piring meski bukan dia yang piket. Ada juga yang dengan kelembutannya berkata tapi menerbitkan sentilan-sentilan halus di dalam hati. Yang dermawan, solusi setiap ada kekurangan bahan pangan (uups!). Apalagi seorang kakak yang keras kepalanya sama dengan Daku, enak dan nyambung diajak bicara (loh kok? Hehee.. ). Meski tak dapat dipungkiri di dalam wisma itu slalu ada senior yang kekanak-kanakan dan junior yang kegadang-gadangan. (*pssstttt.. Daku bukan dua-duanya…hahaaay)
Itulah. Baru saja Daku ingin “menyibukkan diri”, bersepi, yang timbul malah resah. Meski menyibukkan diri dengan buku-buku, kok rasanya ada yang kurang. Ketika Daku mencoba mengurung diri di kamar, kepala-kepala sodari nongol bergantian.
“Kak… semangat, Kak!”
“Kak *aa… ana sayaaaaaang kak M*!” (^_^")
“Kakaaaaak…Miss yuuuuu..”
Daku hanya bisa tersenyum. Adek-adek yang lucuu. Kyuhuhuhu! *Maaf yah, do’akan suatu saat Daku bisa romantis supaya bisa membalasnya dengan tak sekedar senyuman. #heggghhh(^^,)
BTW, setelah dipikir-pikir, apa iya daku sudah begitu ‘larut’ dalam kesendirian, sampai-sampai salah seorang adik malam itu mengatakan “Kakak cuek?”
*Aih aih.. padahal sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat pada orang lain..(T_T)
Ahh,,, tak terasa sudah menjadi Mahasiswa tahun akhir saja (semoga ini benar-benar “Tahun Akhir” dan berakhir di tahun ini untuk periode ini! *sungguh dilemma..hoho
0 komentar: